Sabtu, 09 Maret 2013

DIGITAL LIBRARY

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perpustakaan adalah sarana yang sangat penting (vital) dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.  Perpustakaan dari masa ke masa mengalami perkembangan yang signifikan sesuai kemajuan zaman dan  kebutuhan penggunanya. Perpustakaan sebagai aset vital dan trade mark suatu perguruan tinggi akan tumbuh kreatif dan mampu bersaing jika dihargai dan ditempatkan dalam wadah dan struktur strategis.  Paradigma perpustakaan yang kini berkembang yaitu dari fisik ke maya, dari manual ke otomasi, dari monomedia ke multimedia, dari lokal ke global dan dari isolasi ke kolaborasi, memungkinkan perpustakaan untuk membantu mewujudkan visi perguruan tinggi mencapai taraf internasional.
Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin maju dengan adanya kemudahan dalam melakukan kegiatan. Salah satunya dengan adanya perpustakaan digital. Dengan adanya teknologi ini menjadikan pengunjung perpustakaan tidak lagi perlu bersusah payah untuk mencari buku satu per satu. Melainkan cukup menulis judul buku pada komputer lalu akan di tunjukan tempat buku yang diingikan.
Saat ini perpustakaan digital makin banyak digunakan, dan hampir semua perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, lembaga pemerintah maupun swasta berlomba-lomba mengembangkan perpustakaan digital.  Mengapa semua ini terjadi? Karena arus globalisasi dan tingkat kebutuhan  masyarakat yang semakin tinggi dalam mengakses informasi.  Masyarakat semakin kritis dan ingin mengakses informasi secara cepat, tepat, akurat dan tentunya mudah. Solusinya dapat terpenuhi dengan mengkases informasi di Perpustakaan Digital.
Perpustakaan digital merupakan perpustakaan di mana sebagian besar sumber terdapat dalam format yang boleh dicapai mesin (berbanding cetakan atau filem mikro), dicapai melalui komputer. Kandungan digital boleh disimpan di situ atau dicapai melalui jaringan komputer. Dalam perpustakaan, proses pendigitalan bermula dengan katalog, kepada index berkala, kemudiannya kepada (periodicals) dan buku rujukan besar, dan akhirnya pada penerbitan buku. Sebagian perpustakaan digital yang paling berjaya dan terbesar adalah Projek Gutenberg, ibiblio dan Internet Archive.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Perpustakaan Digital?
2.      Apa yang dimaksud dengan Digital Library?
3.      Apa manfaat dari Digital Library?
4.      Apa Tujuan dari Digital Library?
5.      Apa sajakah Peran dari Digital Library?
6.      Bagaimana Karakteristik dari Digital Library?
7.      Apa kelebihan dan kekurangan dari Digital Library?
8.      Bagaimana cara mengakses Digital Library?
 
C.  Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui sejarah perpustakaan Digital.
2.      Mengetahui pengertian dari Digital Library.
3.      Mengetahui manfaat dari digital Library.
4.      Mengetahui Tujuan dari digital Library.
5.      Mengetahui Peran dari Digital Library.
6.      Mengetahui Karakteristik dari Digital Library.
7.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari digital Library.
8.      Mengetahui bagaimana cara mengakses Digital Library.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Digital Library
Gagasan yang muncul pertama kali sebagai dasar konsep perpustakaan digital muncul pada bulan Juli tahun 1945 oleh Vannevar Bush. Beliau mengeluhkan penyimpanan informasi manual yang menghambat akses terhadap penelitian yang sudah dipublikasikan. Untuk itu, Bush mengajukan ide untuk membuat catatan dan perpustakaan pribadi (untuk buku, rekaman/dokumentasi, dan komunikasi) yang termekanisasi. Selama dekade 1950-an dan 1960-an keterbukaan akses terhadap koleksi perpustakaan terus diusahakan oleh peneliti, pustakawan, dan pihak-pihak lain, tetapi teknologi yang ada belum cukup menunjang.
Pada awal 1980-an fungsi-fungsi perpustakaan telah diotomasi melalui perangkat komputer, namun hanya pada lembaga-lembaga besar mengingat biaya investasi yang tinggi. Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan penelitian dan operasional perpustakaan.Dari sudut pandang pengguna, komputer bukanlah bagian dari fasilitas manajemen perpustakaan melainkan hanya pelayanan untuk digunakan staf perpustakaan.
Pada awal 1990-an hampir seluruh fungsi perpustakaan ditunjang dengan otomasi dalam jumlah dan cara tertentu. Fungsi-fungsi tersebut antara lain pembuatan katalog, sirkulasi, peminjaman antar perpustakaan, pengelolaan jurnal, penambahan koleksi, kontrol keuangan, manajemen koleksi yang sudah ada, dan data pengguna. Dalam periode ini komunikasi data secara elektronik dari satu perpustakaan ke perpustakaan lainnya semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1994, Library of Congress mengeluarkan rancangan National Digital Library dengan menggunakan tampilan dokumen elektronik, penyimpanan dan penelusuran teks secara elektronik, dan teknologi lainnya terhadap koleksi cetak dan non-cetak tertentu. Selanjutnya pada September 1995, enam universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan proyek penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang didanai NSF/ARPA/NASA ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang, organisasi penerbit dan percetakan, perpustakaan-perpustakaan, dan pemerintah Amerika sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar penelitian perpustakaan digital di dunia.
B.   Pengertian Digital Library
The Digital Library Initiatives menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersama-sama memberi koleksi, pelayanan, dan manusia untuk menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan, dan pelestarian data, informasi, dan pengetahuan.
·      William Saffady mendefinisikan perpustakaan digital secara luas sebagai koleksi informasi yang dapat diproses melalui komputer atau repositori untuk informasi-informasi semacam itu.
·      John Millard mendefinisikannya sebagai perpustakaan yang berbeda dari sistem penelusuran informasi karena memiliki lebih banyak jenis media, menyediakan pelayanan dan fungsi tambahan, termasuk tahap lain dalam siklus informasi, dari pembuatan hingga penggunaan. Perpustakaan digital bisa dianggap sebagai institusi informasi dalam bentuk baru atau sebagai perluasan dari pelayanan perpustakaan yang sudah ada.
·      T.B. Rajashekar mendefinisikannya sebagai koleksi informasi yang dikelola, yang memiliki pelayanan terkait, yang informasinya disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan.
·      James Billington, pustakawan Library of Congress, dalam Rogers (1994), melukiskan perpustakaan digital sebagai sebuah koalisi dari institusi-institusi yang mengumpulkan koleksi-koleksinya yang khas secara elektronik.
·      Drobnik dan Monch (dalam Nugroho, 2000) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sekumpulan dokumen elektronik yang diorganisasikan agar mudah ditemukan ulang dan dibaca.
Association of Research Libraries (ARL), 1995, mendefinisikan perpustakaan digital sebagai berikut:
  1. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.
  2. Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke berbagai sumberdaya.
  3. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi pemakai bersifat transparan.
  4. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi merupakan suatu tujuan.
  5. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen; koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak.
Komariah Kartasasmita mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung pemakai yang membutuhkan obyek informasi tersebut melalui perangkat digital atau elektronik.
Romi Satria Wahono mendefinisikan perpustakaan digital sebagai suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Menurutnya, istilah perpustakaan digital memiliki pengertian yang sama dengan perpustakaan elektronik (electronic library) dan perpustakaan maya (virtual library) Sedangkan Perez dan Enrech berpendapat bahwa definisi yang tepat dari perpustakaan maya (virtual library) diadaptasi dari visi sebagai berikut: akses jarak jauh dari titik manapun di dunia ini menuju isi perpustakaan dan segala jenis informasi, dengan menggunakan komputer.
Definisi-definisi Digital Library yang lain:
1.    Perpustakan digital (digital library) adalah perpustakaan yang harus memenuhi atau menyediakan semua jasa yang esensial dari jasa perpustakaan tradisional dan juga harus mengekpolitasi kelebihan dan manfaat penyimpanan penelusuran dan komunikasi digital.
2.    Perpustakaan digital (digital library) adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku atau tulisan, gambar, suara, dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.
3.    Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi objek informasi seperti dokumen, gambar dan datebase dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat.
4.    Perpustakaan digital merupakan perpustakaan dimana sebagian besar sumber terdapat dalam format yang boleh dicapai mesin (berbanding cetakan atau film mikro), dicapai melalui komputer. Kandungan digital boleh dicapai melalui jaringan komputer. Dalam perpustakaan, proses pendigitalan bermula dengan katalog, kepada index berkala (peniodical indexes), khidmat abstrak, kemudian kepadanya (periodicals), buku rujukan besar dan pada akhirnya penerbitan buku. Sebahagian perpustakaan digital yang paling berjaya adalah  projrk gutenbreg, ibiblio dan internet archive.
5.    Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer.
6.    Istilah  digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library. Sedangkan istilah yang sering digunakan dewasa ini adalah digital library. Bahkan di dalam suatu sistem web based learning atau virtual classroom (begitu banyak pihak menyebut sistem belajar melalui internet), tentu saja ada yang disebut virtual library.
7.    Perpustakaan digital atau digital library adalah gabungan ICT(Information and Communication Technology) dengan isi dan program yang dibutuhkan untuk mereproduksi dan mengembangkan layanan yang biasa disediakan oleh perpustakaan konvensional yang berbasis kertas atau material lainnya.
Dari definisi perpustakaan digital diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
            Pengembangan dan pemberdayaan suatu perpustakaan merupakan suatu pilihan yang tepat recovery pendidikan dan mengantarkan masyarakat kearah masyarakat modern. Kompetensi masyarakat ditentukan oleh kemampuannya dalam memahami situasi dan merespon setiapkebutuhan zaman. Salah satu untuk memenuhi kualifikasi ini adalah lewat pendidikan, sedangkan pendidikan bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh perpustakaan yang handal.
            Perpustakaan yang andal di masa depan adalah perpustakaan yang memiliki kemampuan akses terhadap teknologi. Dalam hal ini perpustakan digital merupakan perpustakaan yang dimotori oleh keunggulan teknologi. System dan manajemennya telah didukung oleh teknologi serta koleksi-koleksinya berupa teknologi digital. Keberadaan Digital Library akan memberikan wajah baru dalam dunia perpustakaan, sedangkan image negatif yang telah memarginalisasikan perpustakaan akan terpecahkan. Disamping itu, Digital Library memiliki daya sistem pelayanan yang super efisien, akurat dan cepat. Sehingga pemakai atau anggota perpustakaan akan merasa nyaman dan puas.
            Preservasi terhadap koleksi-koleksi digital sangat mudah dan cepat dilakukan selama pustakawan yang bersangkutan memiliki kualifikasi yang memenuhi prinsip-prinsip bersyaratkan untuk pustakawan digital. Keandalan pustakawan tersebut akan menjadi barometer perwujudan digital library yang dapat menjadi model dari suatu perpustakaan alternative pada masa mendatang.
Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, mau tidak mau harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan mewujudkan digital library yang terhubung dalam jaringan komputer.  Dan digital library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan kemajuan teknologi jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sangat jauh dalam waktu singkat.
C.  Manfaat Digital Library
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, seiring dengan perkembangan teknologi Internet yang berjaringan global, akan dibutuhkan akses informasi yang cepat untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Internet menawarkan alternatif baru dalam perolehan informasi dan sekaligus penyebarluasan informasi. Sebelumnya, informasi berbasis cetak masih merupakan salah satu bagian yang paling diminati dalam perpustakaan tradisional. Sekarang ini telah tersedia format baru dalam bentuk digital melalui Web.
Koleksi bahan digital yang ditransmisikan secara elektronik yang biasa disajikan dalam bentuk buku elektronik atau e-book, dan disebut perpustakaan digital atau digital library, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi bagi para penggunanya. Digital library ini memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (Internet).
E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. e-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format Microsoft word, Rich Text Format maupun format DVI yang hanya memiliki fasilitas grafik yang terbatas.
Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security. Untuk membuka ini dalam komputer harus ada program Acrobat Readernya. Apabila program Acrobat Reader belum ada, dapat didownload atau mencari program di rental CD PC Program. Cara membuka e-book ini sangat mudah. Dapat mendownload program tersebut (Acrobat Reader dan WinZip) di berbagai situs.
D.   Tujuan Digital Library
Sebagaimana yang diharapkan pada gagasan awal, perpustakaan digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang sudah dipublikasikan. Tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research Libraries (ARL), 1995, adalah sebagai berikut:
  • Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital.
  • Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.
  • Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
  • Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.
  • Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.
  • Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
E.   Peran Digital Library
Ismail Fahmi menjelaskan bahwa perpustakaan digital berperan sebagai penyedia informasi, penyedia layanan informasi, atau pengguna informasi dengan memanfaatkan jaringan dan teknologi digital. Namun bagaimana koleksi digital itu dimanfaatkan, sangat tergantung dari bagaimana informasi tersebut dibuat, diorganisasikan, dan disajikan.
Selain itu perpustakaan digital bukan hanya berkenaan dengan manajemen pengetahuan (knowledge management) dan informasi. Arlinah Raharjo menjelaskan bahwa perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi mulai diharapkan untuk menjalankan peranan yang lebih sebagai pendamping dalam proses pendidikan seumur hidup. Tantangan bagi pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan posisinya dalam proses perubahan dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai organisasi yang harus mengembangkan jenis layanan informasi digital.
Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Perpustakaan
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang sangat penting kedudukannya dalam dunia informasi dan pendidikan harus dapat menjawab tantangan di era informasi ini. Tantangan tersebut adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat, dan global. Untuk menjawab tantangan tersebut, perpustakaan pun melakukan perubahan-perubahan. Perubahan pertama yang dilakukan adalah mekanisasi. Mekanisasi pertama dilakukan dalam sistem administrasi khususnya katalog. Namun katalog ini bukanlah katalog yang kita kenal sebagai OPAC (Online Public Access Catalogue). Katalog ini hanya berupa daftar koleksi dan sumber perpustakaan tanpa terhubung dengan catatan peminjaman atau sumber eksternal.
Perubahan selanjutnya adalah mengintegrasikan fungsi komputer lebih jauh. Komputer selain berfungsi sebagai katalog elektronik, juga berfungsi untuk menampilkan perkembangan aktivitas peminjaman sehingga pustakawan dapat mengamati aktivitas peminjam secara detail guna memenuhi kebutuhan pengguna. Kemudian perpustakaan mengadopsi otomasi yang merupakan buah dari pesatnya perkembangan teknologi komputer dan network pada masa 1980-an hingga 1990-an. Selain otomasi perpustakaan internal, teknologi komputer juga digunakan untuk komunikasi antar perpustakaan secara terbatas karena faktor biaya.
Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah pertukaran informasi bisnis antar komputer yang menggunakan format standar tertentu. Penggunaan EDI pada perpustakaan sama banyaknya dengan penggunaan EDI dalam dunia bisnis. EDI memungkinkan untuk berbagi data secara lebih luas dalam bentuk peminjaman antar perpustakaan, surat elektronik, pemesanan pinjaman secara elektronik, dan penyajian dokumen secara elektronik.
Tidak ada satu perpustakaan pun yang menyimpan seluruh informasi/terbitan, tapi pustakawan tetap harus berperan dalam menyediakan akses demi mendapat informasi yang lengkap. Salah satu caranya adalah dengan peminjaman antar perpustakaan. Dan sekarang ini lebih banyak perpustakaan yang melakukan kerjasama melalui jalur elektronik untuk mendapat keuntungan bersama. Konsep perpustakaan pun berubah dari user oriented menjadi user satisfaction oriented, kecenderungan untuk memberikan kepuasan pengguna lebih diutamakan.
Motif-motif yang Mendasari Pengembangan Perpustakaan Digital
  1. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya secara lengkap.
  2. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur, dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharap mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.
  3. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi perpustakaan.
  4. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke rak, dan lain-lain.
  5. Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.

Masalah dan Isu-Isu mengenai Perpustakaan Digital
Pengembangan perpustakaan digital bukan tidak mengalami hambatan. Ada beberapa hal yang menjadi bahan perhatian, yaitu:
  1. Kemampuan dan penentuan biaya. Seperti halnya dengan inovasi lain yang membutuhkan suatu investasi, begitu pun perpustakaan digital. Apalagi infrastruktur komputer masih membutuhkan biaya yang besar.
  2. Masalah hak cipta yang terbagi dua: hak cipta pada dokumen yang didigitalkan dan hak cipta pada dokumen di communication network. Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas.
  3. Masalah mendigitalkan dokumen. Yaitu bagaimana mendigitalkan dokumen dan jenis penyimpanan digital dokumen, baik berupa full text maupun page image.
  4. Masalah penarikan biaya. Hal ini menjadi masalah terutama untuk perpustakaan digital swasta yang menarik biaya atas setiap dokumen yang diakses. Penelitian di bidang ini banyak mengarah ke pembuatan sistem deteksi pengaksesan dokumen atau pun upaya mewujudkan electronic money.
Sedangkan Isu-isu yang terkait di dalam digital library adalah:
  • Multimedia Database
  • Information Mining
  • Information Warehouse
  • Information Retrieval
  • Online Information
  • Electronic Library
  • World Wide Web (WWW)
  • Wide Area Information Services (WAIS)
Di dalam perkembangan dunia perpustakaan sekarang ini banyak sekali terminologi-terminologi mengenai library. Mungkin pembaca pernbah mendengar atau mengetahui informasi mengenai electronic library, digital library, Sistem informasi perpustakaan melalui web (Web Catalogue). Sebetulnya dimana letak perbedaan antara hal-hal tersebut.
  • Electronic Library adalah sebuah sistem perpustakaan yang menggunakan media elektronik dalam menyampaikan informasi dan sumber daya yang dimilikinya. Media elektronik yang digunakan ini diartikan secara luas bisa melalui komputer, telepon, Internet, web, dan lain-lain.
  • Web Catalogue atau sistem informasi perpustakaan melalui web adalah sebuah sistem informasi dan transaksi  perpustakaan melalui interface berbasis web.
  • Digital library adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format digital.
F.   Karakteristik Digital Library
Ini adalah karakteristik utama dari digital library:
1.    Manajemen sumberdaya menggunakan komputer.
2.    Komunikasi antara penyedia dengan pengguna informasi melalui kanal elektronik.
3.    Pemenuhan kebutuhan pengguna informasi oleh staf melalui transaksi elektronik.
4.    Penyimpanan, pengorganisasian, dan pengiriman informasi ke pengguna melalui kanal elektronik.
Dari karakteristik diatas maka perpustakaan koleksi yang melayani pengguna secara otomatis penuh(komputerisasi), belum bisa disebut sebagai digital library. Perpustakaan disebut digital library ketika mayoritas sumberdayanya ditangani dengan menggunakan formulir elektronik melalui kanal elektronik. Beberapa aspek yang dipertimbangkan cukup penting dalam suatu digital library. Pengumpulan dan pengolahan data adalah salah satunya, dalam hal ini data yang dikumpulkan dalam berbagai bentuk dan format oleh karena itu diperlukan pengelompokan atau pengklasifikasian  data yang terkumpul. Format dan bentuk content yang terkumpul dapat berupa artikel, jurnal, white paper, presentasi, majalah on-line, e-book dalam format word, pdf, HTML, dan lain-lain. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah pengklasifikasian data. Pengelompokan sumber-sumber data ini misalnya berdasarkan nama penulisnya, nama pembicara apabila file tersebut merupakan file presentasi, berdasarkan event, berdasarkan topik dan judul ataupun berdasarkan kriteria-kriteria lainnya . Kemudian data tersebut dipadukan dalam suatu sistem database tertentu. Selain itu diperlukan juga suatu interface antara pengguna, operator, administrator dan database-nya sendiri oleh karena itu dibuat beberapa fasilitas seperti fasilitas pendaftaran, layanan informasi dan transaksi, fasilitas penelusuran data, lain-lain.
Pengembangan Digital Library
·       Digital library adalah perpustakaan elektronik dimana pengguna dan penyedia informasi tersebar, tidak mengenal tempat secara fisik, dan sangat transparan.
·       Tidak hanya satu tempat akses, dan tidak hanya satu tempat penyimpanan.
·       Seluruh transaksi “on the fly”. Seluruh transaksi dilakukan secara online
·       Akses terhadap Digital Library tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Bisa kapan saja dan dimana saja.
·       Koleksi elektronik bertambah dengan pesat, sedangkan koleksi tercetak menurun.
·       Koleksi multimedia: teks, suara, dan gambar.

Digital library dapat berupa “bagian” dari Internet. Di dalamnya menyediakan beragam layanan, diantaranya: search engines, web browser, database management system, multimedia document, dan lain-lain.
Model Dokumen di dalam Digital Library
1.    Multilingual documents
2.    Multimedia documents
3.    Structured documents
4.    Distribution collections
Koleksi Digital 
Bahan-bahan koleksi yang ada di dalam suatu digital library secara garis besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut.Digitized material adalah koleksit yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam format digital. Untuk itu diperlukan suatu tool yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah format yang non digital ke format digital.Tetapi dalam melakukan proses didigitalisasi ini harus diperhatikan pula mengenai masalah hak cetak dan hak kepemilikan intelektual. Tidak semua penulis dan penerbit mengijinkan karya-karyanya diubah dalam bentuk digital.
·       Koleksi sudah digital: formatting, streaming.
·       Koleksi tercetak:
o    Digitalisasi : retype, scanning, recording
o    Formatting and streaming
Format atau jenis bahan-bahan koleksi dari digital library diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Text
 Format: .DOC .TXT .PDF .RTF
2.    Images
Format: .BMP .TIF . GIF .JPEG .WMF
3.    Animation
Format: .ANI .FLI .SWF
4.    Video
Format: .AVI .MOV .MPG
5.    Audio
Format: .WAV .MID .SND .AUD
6.    Web Pages
Format: .HTM .HTML
7.    Programs
Format: .COM .EXE
Isu-isu penting yang menyangkut tentang koleksi digital adalah :
·       Cepat dan mudah diakses melalui kanal komunikasi data.
·       Ukuran file.
·       Format file.
·        Kompatibilitas dengan software untuk mengaksesnya.
Standard yang digunakan  
Dalam mengimplementasikan digital library yang dapat diakses melalui jaringan publik terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah bagaimana koleksi-koleksi digital library tersebut direpresentasikan didalam web, bagaimana mengenai user aksesnya serta bagaimana teknik komunikasi yang digunakan. Berikut adalah beberapa standard yang ada baiknya diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem digital library. 
1.    Material Description
Bibliographic : MARC, Dublin Core, SGML, HTML, XML, TEI
2.    User Access
Terdapat dua metode akses yang bisa dilakukan oleh user dalam mengakses sistem informasi perpustakaan. Pertama adalah melalui dedicated line dan yang kedua adalah melalui Public Network. Dan dalam digital library yang dibahas disini akses yang digunakan adalah memalui jaringan publik. Kebanyakan standard yang dipergunakan untuk akses pengguna ini adalah HTTP (HyperText Transfer Protocol).
3.    Communication System
TCP/IP, ini merupakan standard yang sudah dapat diterima semua pihak untuk masalah jaringan paket data yang reliable.
Sistem Keamanan
       Keamanan adalah salah satu hal yang harus benar-benar menjadi perhatian dari penyelenggara digital library. Dengan banyaknya data yang harus dijaga tentu semakin tinggi pula tingkat security data yang diperlukan. Ada dua hal dari sekian banyak hal penting yang harus menjadi perhatian dari penyelenggara digital library ini, yaitu:
1.    User Authentication.
Sebelum dapat mengakses layanan-layanan yang diberikan oleh digital library maka akan dilalui terlebih dahulu proses authentikasi. Tujuan dari authentikasi ini adalah untuk menjaga supaya hanya orang yang mempunyai hak akses saja yang bisa mendapatkan layanan digital library
2.    User Authorization
Tujuan dari user authorization ini adalah untuk menentukan apa saja layanan-layanan yang bisa diperoleh pengguan dari digital library. Tingkat-tingkat authorisasi tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
o   Non Anggota
o   Anggota
o   Operator
o   Administrator
Layanan untuk pengguna umum
Biasanya pelanggan dari suatu digital library ini dibagi kedalam dua golongan yaitu member(anggota) dan non member(non anggota). Anggota biasanya dapat mendapatkan semua informasi yang ada di digital library dan dapat melakukan transaksi perpustakaan sedangkan non anggota hanya dapat melihat isi katalog dari digital library dan tidak dapat melakukan transasaksi perpustakaan atau hanya bisa melihat koleksi-koleksi tertentu saja yang dirasa layak untuk diketahui umum. 
Pembangunan Digital Library
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pembangunan digital library:
·       Funding.
·       Free or fee.
·       Authority.
·       Censorship.
·       Social impact.
·       Democrazy and citizenship.
·       Libraries as publishers
Kondisi di Indonesia
Di Indonesia terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital library, faktor-faktor yang menghambat untuk pembangunan digital library diantaranya :
·       Komunikasi masih mahal.
·       Infrastruktur kurang memadai.
·       Aspek birokrasi dan politis.
·       Kondisi sosial masyarakat pengguna informasi.
·       Aspek HaKI.
Keuntungan Digital Library:
1.    Satu file Resources atau content bisa diakses secara bersama-sama (Access).
2.    Menurunkan Budget
Tidak diperlukan lagi investasi untuk pembangunan gedung yang besar untuk menampung jumlah koleksi sedemikian banyak. Semua dikarenakan semua koleksi sudah dalam format digital dan disimpan dalam harddisk dalam kapasitas besar apabila kapasitas harddisk kurang maka tinggal ditambah/diupgrade kapasitas harddisknya saja. Selain itu biaya maintenance dari gedung otomatis hilang karena sudah tidak ada gedung dalam digital library ini. Biaya operational yang mungkin harus di keluarkan adalah maintenance perangkat komputer dan biaya jaringan. 
3.    Efisiensi.
Dengan adanya digital library ini maka tidak diperlukan lagi bangunan-bangunan secara fisik karena semua koleksi atau konten sudah dalam bentuk digital tidak berbentuk fisik lagi. Demikian pula bagi pustakawan tidak perlu lagi mengulang-ulang jawaban terhadap pertanyaan yang sama karena digital library menyediakan seluruh fasilitas yang bisa menjawab pertanyaan pelanggan secara on line.
4.    Sebuah model bisnis baru
Dengan adanya digital library ini memungkinkan perpustakaan atau penerbit mengembangkan sebuah model bisnis baru. Untuk perpustakaan, dengan aplikasi seperti ini dapat  mengembangkan institusinya tidak hanya menyewakan buku secara fisik tetapi dapat juga menyewakan buku-bukunya secara on-line (e-book rental) bahkan dapat saja perpustakaan tersebut pada suatu saat bisa berfungsi juga sebagai penerbit. Untuk penerbit konsep ini memungkinkan bisnis penerbitan dikembangkan lagi menjadi sebuah perpustakaan digital. Dalam hal ini semua hasil terbitan penerbit tersebut yang berbentuk digital format dikumpulkan dan kemudian diklasifikasikan. Selanjtunya di publish dalam bentuk perpustakaan maya ini. Ada keuntungan ganda dari penerapan konsep digital library kepada dunia penerbitan. Pertama, penerbit bisa melakukan penjualan secara online buku-bukunya bahkan buku-buku tersebut bisa dijual dalam bentuk digital (e-book). Kedua, penerbit tersebut bisa memfungsikan diri sebagai perpustakaan digital yang menawarkan jasa seperti perpustakaan lainnya.
Masalah pada Digital Llibrary
1.    Masalah mendigitalkan Dokumen
Pembuatan digital library tidak menemui masalah selama dokumen yang diterima berupa file elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima berupa file non-elektronik, misalnya berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah utama pada pembuatan digital library dengn dokumen dari perpustakaan umum atau grey literature.
2.    Masalah Hak Cipta
Masalah ini sebagian besar terbagi menjadi dua :
a)      Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan.
Yang termasuk di dalamnya adalah  merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database, merubah digital dokumen ke hypertext dokumen
b)      Hak cipta pada dokumen di Communication Network.
Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet dan sebagainya.
Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang intinya  adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user secara otomatis
3.    Masalah Penarikan biaya.
Hal ini menjadi masalah terutama untuk digital library swasta yang menarik biaya untuk setiap dokumen yang di akses.
G. Kelebihan dan Kekurangan Digital Library.
1.      Kelebihan Digital Library
Perpustakaan digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan perpustakaan tradisional. Dalam hal penyimpanan koleksi, perpustakaan tradisional dibatasi oleh ruang yang ada, sedangkan perpustakaan digital tidak terbatas pada ruang yang ada. Dalam hal penyimpanan koleksi, perpustakaan digital lebih menghemat ruangan, karena dapat menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar (contoh:  50 judul disertasi yang setara dengan 100 judul Tesis atau 500 judul artikel jurnal dalam bentuk digital dapat dikemas dalam 1 buah CD berkapasitas 650 MB).  Adapun kelebihan-kelebihan perpustakaan digital lainnya yaitu:
·      Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi  dengan internet;
·      Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung dengan internet;
·      Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang banyak;
·      Pendekatan bersturktur:  pengguna dapat mencari informasi secara bersturktur, misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text, selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
·      Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
·      Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
·      Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana  ada kesepakatan antar pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui jaringan internet;
·      Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi  menjadi lebih murah.
Sebenarnya jika dikaji lebih dalam masih banyak kelebihan-kelebihan perpustakaan digital, contohnya, pemesanan buku atau permintaan informasi dapat dilakukan di rumah, atau dimanapun, selama pengguna terhubung dengan internet, dengan demikian, pengguna dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dalam pencarian informasi.
2.      Kekurangan Perpustakaan Digital
Disamping memiliki banyak kelebihan, perpustakaan digital juga memilki kekurangan diantaranya:
·      Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital;
·      Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik;
·      Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital;
·      Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi;
·      Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet,  maka pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara on line.
Kekurangan dari perpustakaan digital merupakan konsekuensi logis, dari pergeseran paradigma yang kini berkembang di masyarakat.  Namun kekurangan-kekurangan yang ada harus disikapi dengan arif bijaksana.  Walaupun masih ada kekurangan dan kelemahan, namun perkembangan perpustakaan digital harus terus dilanjutkan, demi kemajuan bangsa dan pembelajaran masyarakat sepanjang hayat.
H.  Cara Mendaftar Digital Library
1.    Buka situs mediu yang berbahasa arab: http://mediu.edu.my/arb

  1. Klik pada tombol yg bertuliskan "إشتراك مجاني المكتبة الرقمية" di sisi sebelah kanan. Antum akan memasuki halaman digital library
2.    Klil  pada tulisan  "قم بالتسجيل الأن"
3.    Isi formulir dengan lengkap. Bila selesai klik "أرسل"
4.    Formulir yang antum isi adalah formulir untuk pengajuan account Digital Library MEDIU. Jadi, setelah antum mengisi formulir tersebut antum tidak langsung dapat menggunakan digital library, melainkan harus menunggu permintaanya disetujui terlebih dahulu.
Pict 1 Contoh email konfirmasi bahwa permintaan account Digital Library telah disetujui
5.    Saat permohonan antum disetujui antum akan dikirimi email yang berisi username, password dan membership number (nomor anggota digital library).
6.    Setelah mendapat username dan password, silakan antum buka ALIM: http://alim.mediu.edu.my
7.    Klik tombol yang bertuliskan "النظام الإدارى للمكتبة الرقمية" di sebelah sisi kiri
8.    Akan muncul halaman login digital library, masukan username dan password antum.
9.    Atau antum dapat langsung mengakses Digital Library tanpa harus masuk ALIM melalui alamat http://catalog.mediu.edu.my/cgi-bin/koha/opac-main.pl
10.              Selamat mencoba.








DAFTAR RUJUKAN

Arifs. 2008. Digital Library.(online) (http: //arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper) diakses pada 23 April 2012.
Mahmudin. 2007. Materi Digital Library. (online) (http://www.lib.itb.ac.id/mahmudin/materi digital library doc) diakses pada 24 april 2012.
Nanaz. 2009. Digital Library.(online) (http//www.nanaz. net/pages/blog/php? Id blog) diakses pada 23 April 2012.
Purbo, Onno W. 2009. PengertianDigital Library. (online) (http//onno.vlsm.org//vog/onno-ind-1/application/education) diakses pada 24 April 2012.
Syafei, Rita. 2010. Digital Library.(online) (http://ritasyafei.staff.ipb.ac.id/2010/05/22/digital-library-2/) diakses pada 1Mei 2012.
Wikipedia. 2009. Perputakaan Digital. (online) (http://ms.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan digital) diakses pada 1 Mei 2012.

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perpustakaan adalah sarana yang sangat penting (vital) dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.  Perpustakaan dari masa ke masa mengalami perkembangan yang signifikan sesuai kemajuan zaman dan  kebutuhan penggunanya. Perpustakaan sebagai aset vital dan trade mark suatu perguruan tinggi akan tumbuh kreatif dan mampu bersaing jika dihargai dan ditempatkan dalam wadah dan struktur strategis.  Paradigma perpustakaan yang kini berkembang yaitu dari fisik ke maya, dari manual ke otomasi, dari monomedia ke multimedia, dari lokal ke global dan dari isolasi ke kolaborasi, memungkinkan perpustakaan untuk membantu mewujudkan visi perguruan tinggi mencapai taraf internasional.
Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin maju dengan adanya kemudahan dalam melakukan kegiatan. Salah satunya dengan adanya perpustakaan digital. Dengan adanya teknologi ini menjadikan pengunjung perpustakaan tidak lagi perlu bersusah payah untuk mencari buku satu per satu. Melainkan cukup menulis judul buku pada komputer lalu akan di tunjukan tempat buku yang diingikan.
Saat ini perpustakaan digital makin banyak digunakan, dan hampir semua perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, lembaga pemerintah maupun swasta berlomba-lomba mengembangkan perpustakaan digital.  Mengapa semua ini terjadi? Karena arus globalisasi dan tingkat kebutuhan  masyarakat yang semakin tinggi dalam mengakses informasi.  Masyarakat semakin kritis dan ingin mengakses informasi secara cepat, tepat, akurat dan tentunya mudah. Solusinya dapat terpenuhi dengan mengkases informasi di Perpustakaan Digital.
Perpustakaan digital merupakan perpustakaan di mana sebagian besar sumber terdapat dalam format yang boleh dicapai mesin (berbanding cetakan atau filem mikro), dicapai melalui komputer. Kandungan digital boleh disimpan di situ atau dicapai melalui jaringan komputer. Dalam perpustakaan, proses pendigitalan bermula dengan katalog, kepada index berkala, kemudiannya kepada (periodicals) dan buku rujukan besar, dan akhirnya pada penerbitan buku. Sebagian perpustakaan digital yang paling berjaya dan terbesar adalah Projek Gutenberg, ibiblio dan Internet Archive.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Perpustakaan Digital?
2.      Apa yang dimaksud dengan Digital Library?
3.      Apa manfaat dari Digital Library?
4.      Apa Tujuan dari Digital Library?
5.      Apa sajakah Peran dari Digital Library?
6.      Bagaimana Karakteristik dari Digital Library?
7.      Apa kelebihan dan kekurangan dari Digital Library?
8.      Bagaimana cara mengakses Digital Library?

C.  Tujuan Pembahasan
Mengetahui sejarah perpustakaan Digital.
2.      Mengetahui pengertian dari Digital Library.
3.      Mengetahui manfaat dari digital Library.
4.      Mengetahui Tujuan dari digital Library.
5.      Mengetahui Peran dari Digital Library.
6.      Mengetahui Karakteristik dari Digital Library.
7.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari digital Library.
8.      Mengetahui bagaimana cara mengakses Digital Library.






BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Digital Library
Gagasan yang muncul pertama kali sebagai dasar konsep perpustakaan digital muncul pada bulan Juli tahun 1945 oleh Vannevar Bush


. Beliau mengeluhkan penyimpanan informasi manual yang menghambat akses terhadap penelitian yang sudah dipublikasikan. Untuk itu, Bush mengajukan ide untuk membuat catatan dan perpustakaan pribadi (untuk buku, rekaman/dokumentasi, dan komunikasi) yang termekanisasi. Selama dekade 1950-an dan 1960-an keterbukaan akses terhadap koleksi perpustakaan terus diusahakan oleh peneliti, pustakawan, dan pihak-pihak lain, tetapi teknologi yang ada belum cukup menunjang.
Pada awal 1980-an fungsi-fungsi perpustakaan telah diotomasi melalui perangkat komputer, namun hanya pada lembaga-lembaga besar mengingat biaya investasi yang tinggi. Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan penelitian dan operasional perpustakaan.Dari sudut pandang pengguna, komputer bukanlah bagian dari fasilitas manajemen perpustakaan melainkan hanya pelayanan untuk digunakan staf perpustakaan.
Pada awal 1990-an hampir seluruh fungsi perpustakaan ditunjang dengan otomasi dalam jumlah dan cara tertentu. Fungsi-fungsi tersebut antara lain pembuatan katalog, sirkulasi, peminjaman antar perpustakaan, pengelolaan jurnal, penambahan koleksi, kontrol keuangan, manajemen koleksi yang sudah ada, dan data pengguna. Dalam periode ini komunikasi data secara elektronik dari satu perpustakaan ke perpustakaan lainnya semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1994, Library of Congress mengeluarkan rancangan National Digital Library dengan menggunakan tampilan dokumen elektronik, penyimpanan dan penelusuran teks secara elektronik, dan teknologi lainnya terhadap koleksi cetak dan non-cetak tertentu. Selanjutnya pada September 1995, enam universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan proyek penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang didanai NSF/ARPA/NASA ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang, organisasi penerbit dan percetakan, perpustakaan-perpustakaan, dan pemerintah Amerika sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar penelitian perpustakaan digital di dunia.
B.   Pengertian Digital Library
The Digital Library Initiatives menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersama-sama memberi koleksi, pelayanan, dan manusia untuk menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan, dan pelestarian data, informasi, dan pengetahuan.
·      William Saffady mendefinisikan perpustakaan digital secara luas sebagai koleksi informasi yang dapat diproses melalui komputer atau repositori untuk informasi-informasi semacam itu.
·      John Millard mendefinisikannya sebagai perpustakaan yang berbeda dari sistem penelusuran informasi karena memiliki lebih banyak jenis media, menyediakan pelayanan dan fungsi tambahan, termasuk tahap lain dalam siklus informasi, dari pembuatan hingga penggunaan. Perpustakaan digital bisa dianggap sebagai institusi informasi dalam bentuk baru atau sebagai perluasan dari pelayanan perpustakaan yang sudah ada.
·      T.B. Rajashekar mendefinisikannya sebagai koleksi informasi yang dikelola, yang memiliki pelayanan terkait, yang informasinya disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan.
·      James Billington, pustakawan Library of Congress, dalam Rogers (1994), melukiskan perpustakaan digital sebagai sebuah koalisi dari institusi-institusi yang mengumpulkan koleksi-koleksinya yang khas secara elektronik.
·      Drobnik dan Monch (dalam Nugroho, 2000) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sekumpulan dokumen elektronik yang diorganisasikan agar mudah ditemukan ulang dan dibaca.
Association of Research Libraries (ARL), 1995, mendefinisikan perpustakaan digital sebagai berikut:
  1. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.
  2. Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke berbagai sumberdaya.
  3. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi pemakai bersifat transparan.
  4. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi merupakan suatu tujuan.
  5. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen; koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak.
Komariah Kartasasmita mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung pemakai yang membutuhkan obyek informasi tersebut melalui perangkat digital atau elektronik.
Romi Satria Wahono mendefinisikan perpustakaan digital sebagai suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Menurutnya, istilah perpustakaan digital memiliki pengertian yang sama dengan perpustakaan elektronik (electronic library) dan perpustakaan maya (virtual library) Sedangkan Perez dan Enrech berpendapat bahwa definisi yang tepat dari perpustakaan maya (virtual library) diadaptasi dari visi sebagai berikut: akses jarak jauh dari titik manapun di dunia ini menuju isi perpustakaan dan segala jenis informasi, dengan menggunakan komputer.
Definisi-definisi Digital Library yang lain:
1.    Perpustakan digital (digital library) adalah perpustakaan yang harus memenuhi atau menyediakan semua jasa yang esensial dari jasa perpustakaan tradisional dan juga harus mengekpolitasi kelebihan dan manfaat penyimpanan penelusuran dan komunikasi digital.
2.    Perpustakaan digital (digital library) adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku atau tulisan, gambar, suara, dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.
3.    Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi objek informasi seperti dokumen, gambar dan datebase dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat.
4.    Perpustakaan digital merupakan perpustakaan dimana sebagian besar sumber terdapat dalam format yang boleh dicapai mesin (berbanding cetakan atau film mikro), dicapai melalui komputer. Kandungan digital boleh dicapai melalui jaringan komputer. Dalam perpustakaan, proses pendigitalan bermula dengan katalog, kepada index berkala (peniodical indexes), khidmat abstrak, kemudian kepadanya (periodicals), buku rujukan besar dan pada akhirnya penerbitan buku. Sebahagian perpustakaan digital yang paling berjaya adalah  projrk gutenbreg, ibiblio dan internet archive.
5.    Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer.
6.    Istilah  digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library. Sedangkan istilah yang sering digunakan dewasa ini adalah digital library. Bahkan di dalam suatu sistem web based learning atau virtual classroom (begitu banyak pihak menyebut sistem belajar melalui internet), tentu saja ada yang disebut virtual library.
7.    Perpustakaan digital atau digital library adalah gabungan ICT(Information and Communication Technology) dengan isi dan program yang dibutuhkan untuk mereproduksi dan mengembangkan layanan yang biasa disediakan oleh perpustakaan konvensional yang berbasis kertas atau material lainnya.
Dari definisi perpustakaan digital diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
            Pengembangan dan pemberdayaan suatu perpustakaan merupakan suatu pilihan yang tepat recovery pendidikan dan mengantarkan masyarakat kearah masyarakat modern. Kompetensi masyarakat ditentukan oleh kemampuannya dalam memahami situasi dan merespon setiapkebutuhan zaman. Salah satu untuk memenuhi kualifikasi ini adalah lewat pendidikan, sedangkan pendidikan bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh perpustakaan yang handal.
            Perpustakaan yang andal di masa depan adalah perpustakaan yang memiliki kemampuan akses terhadap teknologi. Dalam hal ini perpustakan digital merupakan perpustakaan yang dimotori oleh keunggulan teknologi. System dan manajemennya telah didukung oleh teknologi serta koleksi-koleksinya berupa teknologi digital. Keberadaan Digital Library akan memberikan wajah baru dalam dunia perpustakaan, sedangkan image negatif yang telah memarginalisasikan perpustakaan akan terpecahkan. Disamping itu, Digital Library memiliki daya sistem pelayanan yang super efisien, akurat dan cepat. Sehingga pemakai atau anggota perpustakaan akan merasa nyaman dan puas.
            Preservasi terhadap koleksi-koleksi digital sangat mudah dan cepat dilakukan selama pustakawan yang bersangkutan memiliki kualifikasi yang memenuhi prinsip-prinsip bersyaratkan untuk pustakawan digital. Keandalan pustakawan tersebut akan menjadi barometer perwujudan digital library yang dapat menjadi model dari suatu perpustakaan alternative pada masa mendatang.
Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, mau tidak mau harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan mewujudkan digital library yang terhubung dalam jaringan komputer.  Dan digital library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan kemajuan teknologi jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sangat jauh dalam waktu singkat.
C.  Manfaat Digital Library
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, seiring dengan perkembangan teknologi Internet yang berjaringan global, akan dibutuhkan akses informasi yang cepat untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Internet menawarkan alternatif baru dalam perolehan informasi dan sekaligus penyebarluasan informasi. Sebelumnya, informasi berbasis cetak masih merupakan salah satu bagian yang paling diminati dalam perpustakaan tradisional. Sekarang ini telah tersedia format baru dalam bentuk digital melalui Web.
Koleksi bahan digital yang ditransmisikan secara elektronik yang biasa disajikan dalam bentuk buku elektronik atau e-book, dan disebut perpustakaan digital atau digital library, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi bagi para penggunanya. Digital library ini memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (Internet).
E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. e-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format Microsoft word, Rich Text Format maupun format DVI yang hanya memiliki fasilitas grafik yang terbatas.
Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security. Untuk membuka ini dalam komputer harus ada program Acrobat Readernya. Apabila program Acrobat Reader belum ada, dapat didownload atau mencari program di rental CD PC Program. Cara membuka e-book ini sangat mudah. Dapat mendownload program tersebut (Acrobat Reader dan WinZip) di berbagai situs.
D.   Tujuan Digital Library
Sebagaimana yang diharapkan pada gagasan awal, perpustakaan digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang sudah dipublikasikan. Tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research Libraries (ARL), 1995, adalah sebagai berikut:
  • Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital.
  • Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.
  • Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
  • Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.
  • Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.
  • Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
E.   Peran Digital Library
Ismail Fahmi menjelaskan bahwa perpustakaan digital berperan sebagai penyedia informasi, penyedia layanan informasi, atau pengguna informasi dengan memanfaatkan jaringan dan teknologi digital. Namun bagaimana koleksi digital itu dimanfaatkan, sangat tergantung dari bagaimana informasi tersebut dibuat, diorganisasikan, dan disajikan.
Selain itu perpustakaan digital bukan hanya berkenaan dengan manajemen pengetahuan (knowledge management) dan informasi. Arlinah Raharjo menjelaskan bahwa perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi mulai diharapkan untuk menjalankan peranan yang lebih sebagai pendamping dalam proses pendidikan seumur hidup. Tantangan bagi pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan posisinya dalam proses perubahan dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai organisasi yang harus mengembangkan jenis layanan informasi digital.
Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Perpustakaan
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang sangat penting kedudukannya dalam dunia informasi dan pendidikan harus dapat menjawab tantangan di era informasi ini. Tantangan tersebut adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat, dan global. Untuk menjawab tantangan tersebut, perpustakaan pun melakukan perubahan-perubahan. Perubahan pertama yang dilakukan adalah mekanisasi. Mekanisasi pertama dilakukan dalam sistem administrasi khususnya katalog. Namun katalog ini bukanlah katalog yang kita kenal sebagai OPAC (Online Public Access Catalogue). Katalog ini hanya berupa daftar koleksi dan sumber perpustakaan tanpa terhubung dengan catatan peminjaman atau sumber eksternal.
Perubahan selanjutnya adalah mengintegrasikan fungsi komputer lebih jauh. Komputer selain berfungsi sebagai katalog elektronik, juga berfungsi untuk menampilkan perkembangan aktivitas peminjaman sehingga pustakawan dapat mengamati aktivitas peminjam secara detail guna memenuhi kebutuhan pengguna. Kemudian perpustakaan mengadopsi otomasi yang merupakan buah dari pesatnya perkembangan teknologi komputer dan network pada masa 1980-an hingga 1990-an. Selain otomasi perpustakaan internal, teknologi komputer juga digunakan untuk komunikasi antar perpustakaan secara terbatas karena faktor biaya.
Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah pertukaran informasi bisnis antar komputer yang menggunakan format standar tertentu. Penggunaan EDI pada perpustakaan sama banyaknya dengan penggunaan EDI dalam dunia bisnis. EDI memungkinkan untuk berbagi data secara lebih luas dalam bentuk peminjaman antar perpustakaan, surat elektronik, pemesanan pinjaman secara elektronik, dan penyajian dokumen secara elektronik.
Tidak ada satu perpustakaan pun yang menyimpan seluruh informasi/terbitan, tapi pustakawan tetap harus berperan dalam menyediakan akses demi mendapat informasi yang lengkap. Salah satu caranya adalah dengan peminjaman antar perpustakaan. Dan sekarang ini lebih banyak perpustakaan yang melakukan kerjasama melalui jalur elektronik untuk mendapat keuntungan bersama. Konsep perpustakaan pun berubah dari user oriented menjadi user satisfaction oriented, kecenderungan untuk memberikan kepuasan pengguna lebih diutamakan.
Motif-motif yang Mendasari Pengembangan Perpustakaan Digital
  1. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya secara lengkap.
  2. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur, dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharap mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.
  3. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi perpustakaan.
  4. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke rak, dan lain-lain.
  5. Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.

Masalah dan Isu-Isu mengenai Perpustakaan Digital
Pengembangan perpustakaan digital bukan tidak mengalami hambatan. Ada beberapa hal yang menjadi bahan perhatian, yaitu:
  1. Kemampuan dan penentuan biaya. Seperti halnya dengan inovasi lain yang membutuhkan suatu investasi, begitu pun perpustakaan digital. Apalagi infrastruktur komputer masih membutuhkan biaya yang besar.
  2. Masalah hak cipta yang terbagi dua: hak cipta pada dokumen yang didigitalkan dan hak cipta pada dokumen di communication network. Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas.
  3. Masalah mendigitalkan dokumen. Yaitu bagaimana mendigitalkan dokumen dan jenis penyimpanan digital dokumen, baik berupa full text maupun page image.
  4. Masalah penarikan biaya. Hal ini menjadi masalah terutama untuk perpustakaan digital swasta yang menarik biaya atas setiap dokumen yang diakses. Penelitian di bidang ini banyak mengarah ke pembuatan sistem deteksi pengaksesan dokumen atau pun upaya mewujudkan electronic money.
Sedangkan Isu-isu yang terkait di dalam digital library adalah:
  • Multimedia Database
  • Information Mining
  • Information Warehouse
  • Information Retrieval
  • Online Information
  • Electronic Library
  • World Wide Web (WWW)
  • Wide Area Information Services (WAIS)
Di dalam perkembangan dunia perpustakaan sekarang ini banyak sekali terminologi-terminologi mengenai library. Mungkin pembaca pernbah mendengar atau mengetahui informasi mengenai electronic library, digital library, Sistem informasi perpustakaan melalui web (Web Catalogue). Sebetulnya dimana letak perbedaan antara hal-hal tersebut.
  • Electronic Library adalah sebuah sistem perpustakaan yang menggunakan media elektronik dalam menyampaikan informasi dan sumber daya yang dimilikinya. Media elektronik yang digunakan ini diartikan secara luas bisa melalui komputer, telepon, Internet, web, dan lain-lain.
  • Web Catalogue atau sistem informasi perpustakaan melalui web adalah sebuah sistem informasi dan transaksi  perpustakaan melalui interface berbasis web.
  • Digital library adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format digital.
F.   Karakteristik Digital Library
Ini adalah karakteristik utama dari digital library:
1.    Manajemen sumberdaya menggunakan komputer.
2.    Komunikasi antara penyedia dengan pengguna informasi melalui kanal elektronik.
3.    Pemenuhan kebutuhan pengguna informasi oleh staf melalui transaksi elektronik.
4.    Penyimpanan, pengorganisasian, dan pengiriman informasi ke pengguna melalui kanal elektronik.
Dari karakteristik diatas maka perpustakaan koleksi yang melayani pengguna secara otomatis penuh(komputerisasi), belum bisa disebut sebagai digital library. Perpustakaan disebut digital library ketika mayoritas sumberdayanya ditangani dengan menggunakan formulir elektronik melalui kanal elektronik. Beberapa aspek yang dipertimbangkan cukup penting dalam suatu digital library. Pengumpulan dan pengolahan data adalah salah satunya, dalam hal ini data yang dikumpulkan dalam berbagai bentuk dan format oleh karena itu diperlukan pengelompokan atau pengklasifikasian  data yang terkumpul. Format dan bentuk content yang terkumpul dapat berupa artikel, jurnal, white paper, presentasi, majalah on-line, e-book dalam format word, pdf, HTML, dan lain-lain. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah pengklasifikasian data. Pengelompokan sumber-sumber data ini misalnya berdasarkan nama penulisnya, nama pembicara apabila file tersebut merupakan file presentasi, berdasarkan event, berdasarkan topik dan judul ataupun berdasarkan kriteria-kriteria lainnya . Kemudian data tersebut dipadukan dalam suatu sistem database tertentu. Selain itu diperlukan juga suatu interface antara pengguna, operator, administrator dan database-nya sendiri oleh karena itu dibuat beberapa fasilitas seperti fasilitas pendaftaran, layanan informasi dan transaksi, fasilitas penelusuran data, lain-lain.
Pengembangan Digital Library
·       Digital library adalah perpustakaan elektronik dimana pengguna dan penyedia informasi tersebar, tidak mengenal tempat secara fisik, dan sangat transparan.
·       Tidak hanya satu tempat akses, dan tidak hanya satu tempat penyimpanan.
·       Seluruh transaksi “on the fly”. Seluruh transaksi dilakukan secara online
·       Akses terhadap Digital Library tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Bisa kapan saja dan dimana saja.
·       Koleksi elektronik bertambah dengan pesat, sedangkan koleksi tercetak menurun.
·       Koleksi multimedia: teks, suara, dan gambar.

Digital library dapat berupa “bagian” dari Internet. Di dalamnya menyediakan beragam layanan, diantaranya: search engines, web browser, database management system, multimedia document, dan lain-lain.
Model Dokumen di dalam Digital Library
1.    Multilingual documents
2.    Multimedia documents
3.    Structured documents
4.    Distribution collections
Koleksi Digital 
Bahan-bahan koleksi yang ada di dalam suatu digital library secara garis besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut.Digitized material adalah koleksit yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam format digital. Untuk itu diperlukan suatu tool yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah format yang non digital ke format digital.Tetapi dalam melakukan proses didigitalisasi ini harus diperhatikan pula mengenai masalah hak cetak dan hak kepemilikan intelektual. Tidak semua penulis dan penerbit mengijinkan karya-karyanya diubah dalam bentuk digital.
·       Koleksi sudah digital: formatting, streaming.
·       Koleksi tercetak:
o    Digitalisasi : retype, scanning, recording
o    Formatting and streaming
Format atau jenis bahan-bahan koleksi dari digital library diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Text
 Format: .DOC .TXT .PDF .RTF
2.    Images
Format: .BMP .TIF . GIF .JPEG .WMF
3.    Animation
Format: .ANI .FLI .SWF
4.    Video
Format: .AVI .MOV .MPG
5.    Audio
Format: .WAV .MID .SND .AUD
6.    Web Pages
Format: .HTM .HTML
7.    Programs
Format: .COM .EXE
Isu-isu penting yang menyangkut tentang koleksi digital adalah :
·       Cepat dan mudah diakses melalui kanal komunikasi data.
·       Ukuran file.
·       Format file.
·        Kompatibilitas dengan software untuk mengaksesnya.
Standard yang digunakan  
Dalam mengimplementasikan digital library yang dapat diakses melalui jaringan publik terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah bagaimana koleksi-koleksi digital library tersebut direpresentasikan didalam web, bagaimana mengenai user aksesnya serta bagaimana teknik komunikasi yang digunakan. Berikut adalah beberapa standard yang ada baiknya diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem digital library. 
1.    Material Description
Bibliographic : MARC, Dublin Core, SGML, HTML, XML, TEI
2.    User Access
Terdapat dua metode akses yang bisa dilakukan oleh user dalam mengakses sistem informasi perpustakaan. Pertama adalah melalui dedicated line dan yang kedua adalah melalui Public Network. Dan dalam digital library yang dibahas disini akses yang digunakan adalah memalui jaringan publik. Kebanyakan standard yang dipergunakan untuk akses pengguna ini adalah HTTP (HyperText Transfer Protocol).
3.    Communication System
TCP/IP, ini merupakan standard yang sudah dapat diterima semua pihak untuk masalah jaringan paket data yang reliable.
Sistem Keamanan
       Keamanan adalah salah satu hal yang harus benar-benar menjadi perhatian dari penyelenggara digital library. Dengan banyaknya data yang harus dijaga tentu semakin tinggi pula tingkat security data yang diperlukan. Ada dua hal dari sekian banyak hal penting yang harus menjadi perhatian dari penyelenggara digital library ini, yaitu:
1.    User Authentication.
Sebelum dapat mengakses layanan-layanan yang diberikan oleh digital library maka akan dilalui terlebih dahulu proses authentikasi. Tujuan dari authentikasi ini adalah untuk menjaga supaya hanya orang yang mempunyai hak akses saja yang bisa mendapatkan layanan digital library
2.    User Authorization
Tujuan dari user authorization ini adalah untuk menentukan apa saja layanan-layanan yang bisa diperoleh pengguan dari digital library. Tingkat-tingkat authorisasi tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
o   Non Anggota
o   Anggota
o   Operator
o   Administrator
Layanan untuk pengguna umum
Biasanya pelanggan dari suatu digital library ini dibagi kedalam dua golongan yaitu member(anggota) dan non member(non anggota). Anggota biasanya dapat mendapatkan semua informasi yang ada di digital library dan dapat melakukan transaksi perpustakaan sedangkan non anggota hanya dapat melihat isi katalog dari digital library dan tidak dapat melakukan transasaksi perpustakaan atau hanya bisa melihat koleksi-koleksi tertentu saja yang dirasa layak untuk diketahui umum. 
Pembangunan Digital Library
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pembangunan digital library:
·       Funding.
·       Free or fee.
·       Authority.
·       Censorship.
·       Social impact.
·       Democrazy and citizenship.
·       Libraries as publishers
Kondisi di Indonesia
Di Indonesia terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital library, faktor-faktor yang menghambat untuk pembangunan digital library diantaranya :
·       Komunikasi masih mahal.
·       Infrastruktur kurang memadai.
·       Aspek birokrasi dan politis.
·       Kondisi sosial masyarakat pengguna informasi.
·       Aspek HaKI.
Keuntungan Digital Library:
1.    Satu file Resources atau content bisa diakses secara bersama-sama (Access).
2.    Menurunkan Budget
Tidak diperlukan lagi investasi untuk pembangunan gedung yang besar untuk menampung jumlah koleksi sedemikian banyak. Semua dikarenakan semua koleksi sudah dalam format digital dan disimpan dalam harddisk dalam kapasitas besar apabila kapasitas harddisk kurang maka tinggal ditambah/diupgrade kapasitas harddisknya saja. Selain itu biaya maintenance dari gedung otomatis hilang karena sudah tidak ada gedung dalam digital library ini. Biaya operational yang mungkin harus di keluarkan adalah maintenance perangkat komputer dan biaya jaringan. 
3.    Efisiensi.
Dengan adanya digital library ini maka tidak diperlukan lagi bangunan-bangunan secara fisik karena semua koleksi atau konten sudah dalam bentuk digital tidak berbentuk fisik lagi. Demikian pula bagi pustakawan tidak perlu lagi mengulang-ulang jawaban terhadap pertanyaan yang sama karena digital library menyediakan seluruh fasilitas yang bisa menjawab pertanyaan pelanggan secara on line.
4.    Sebuah model bisnis baru
Dengan adanya digital library ini memungkinkan perpustakaan atau penerbit mengembangkan sebuah model bisnis baru. Untuk perpustakaan, dengan aplikasi seperti ini dapat  mengembangkan institusinya tidak hanya menyewakan buku secara fisik tetapi dapat juga menyewakan buku-bukunya secara on-line (e-book rental) bahkan dapat saja perpustakaan tersebut pada suatu saat bisa berfungsi juga sebagai penerbit. Untuk penerbit konsep ini memungkinkan bisnis penerbitan dikembangkan lagi menjadi sebuah perpustakaan digital. Dalam hal ini semua hasil terbitan penerbit tersebut yang berbentuk digital format dikumpulkan dan kemudian diklasifikasikan. Selanjtunya di publish dalam bentuk perpustakaan maya ini. Ada keuntungan ganda dari penerapan konsep digital library kepada dunia penerbitan. Pertama, penerbit bisa melakukan penjualan secara online buku-bukunya bahkan buku-buku tersebut bisa dijual dalam bentuk digital (e-book). Kedua, penerbit tersebut bisa memfungsikan diri sebagai perpustakaan digital yang menawarkan jasa seperti perpustakaan lainnya.
Masalah pada Digital Llibrary
1.    Masalah mendigitalkan Dokumen
Pembuatan digital library tidak menemui masalah selama dokumen yang diterima berupa file elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima berupa file non-elektronik, misalnya berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah utama pada pembuatan digital library dengn dokumen dari perpustakaan umum atau grey literature.
2.    Masalah Hak Cipta
Masalah ini sebagian besar terbagi menjadi dua :
a)      Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan.
Yang termasuk di dalamnya adalah  merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke database, merubah digital dokumen ke hypertext dokumen
b)      Hak cipta pada dokumen di Communication Network.
Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di dalamnya internet, intranet dan sebagainya.
Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud nyata adalah penelitian tentang ECSM(Electronic Copyright Management System), yang intinya  adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh user secara otomatis
3.    Masalah Penarikan biaya.
Hal ini menjadi masalah terutama untuk digital library swasta yang menarik biaya untuk setiap dokumen yang di akses.
G. Kelebihan dan Kekurangan Digital Library.
1.      Kelebihan Digital Library
Perpustakaan digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan perpustakaan tradisional. Dalam hal penyimpanan koleksi, perpustakaan tradisional dibatasi oleh ruang yang ada, sedangkan perpustakaan digital tidak terbatas pada ruang yang ada. Dalam hal penyimpanan koleksi, perpustakaan digital lebih menghemat ruangan, karena dapat menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar (contoh:  50 judul disertasi yang setara dengan 100 judul Tesis atau 500 judul artikel jurnal dalam bentuk digital dapat dikemas dalam 1 buah CD berkapasitas 650 MB).  Adapun kelebihan-kelebihan perpustakaan digital lainnya yaitu:
·      Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi  dengan internet;
·      Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung dengan internet;
·      Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang banyak;
·      Pendekatan bersturktur:  pengguna dapat mencari informasi secara bersturktur, misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text, selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
·      Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
·      Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
·      Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana  ada kesepakatan antar pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui jaringan internet;
·      Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi  menjadi lebih murah.
Sebenarnya jika dikaji lebih dalam masih banyak kelebihan-kelebihan perpustakaan digital, contohnya, pemesanan buku atau permintaan informasi dapat dilakukan di rumah, atau dimanapun, selama pengguna terhubung dengan internet, dengan demikian, pengguna dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dalam pencarian informasi.
2.      Kekurangan Perpustakaan Digital
Disamping memiliki banyak kelebihan, perpustakaan digital juga memilki kekurangan diantaranya:
·      Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital;
·      Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik;
·      Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital;
·      Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi;
·      Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet,  maka pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara on line.
Kekurangan dari perpustakaan digital merupakan konsekuensi logis, dari pergeseran paradigma yang kini berkembang di masyarakat.  Namun kekurangan-kekurangan yang ada harus disikapi dengan arif bijaksana.  Walaupun masih ada kekurangan dan kelemahan, namun perkembangan perpustakaan digital harus terus dilanjutkan, demi kemajuan bangsa dan pembelajaran masyarakat sepanjang hayat.
H.  Cara Mendaftar Digital Library
1.    Buka situs mediu yang berbahasa arab: http://mediu.edu.my/arb
  1. Klik pada tombol yg bertuliskan "إشتراك مجاني المكتبة الرقمية" di sisi sebelah kanan. Antum akan memasuki halaman digital library
2.    Klil  pada tulisan  "قم بالتسجيل الأن"
3.    Isi formulir dengan lengkap. Bila selesai klik "أرسل"
4.    Formulir yang antum isi adalah formulir untuk pengajuan account Digital Library MEDIU. Jadi, setelah antum mengisi formulir tersebut antum tidak langsung dapat menggunakan digital library, melainkan harus menunggu permintaanya disetujui terlebih dahulu.
Pict 1 Contoh email konfirmasi bahwa permintaan account Digital Library telah disetujui
5.    Saat permohonan antum disetujui antum akan dikirimi email yang berisi username, password dan membership number (nomor anggota digital library).
6.    Setelah mendapat username dan password, silakan antum buka ALIM: http://alim.mediu.edu.my
7.    Klik tombol yang bertuliskan "النظام الإدارى للمكتبة الرقمية" di sebelah sisi kiri
8.    Akan muncul halaman login digital library, masukan username dan password antum.
9.    Atau antum dapat langsung mengakses Digital Library tanpa harus masuk ALIM melalui alamat http://catalog.mediu.edu.my/cgi-bin/koha/opac-main.pl
10.              Selamat mencoba.








DAFTAR RUJUKAN

Arifs. 2008. Digital Library.(online) (http: //arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper) diakses pada 23 April 2012.
Mahmudin. 2007. Materi Digital Library. (online) (http://www.lib.itb.ac.id/mahmudin/materi digital library doc) diakses pada 24 april 2012.
Nanaz. 2009. Digital Library.(online) (http//www.nanaz. net/pages/blog/php? Id blog) diakses pada 23 April 2012.
Purbo, Onno W. 2009. PengertianDigital Library. (online) (http//onno.vlsm.org//vog/onno-ind-1/application/education) diakses pada 24 April 2012.
Syafei, Rita. 2010. Digital Library.(online) (http://ritasyafei.staff.ipb.ac.id/2010/05/22/digital-library-2/) diakses pada 1Mei 2012.
Wikipedia. 2009. Perputakaan Digital. (online) (http://ms.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan digital) diakses pada 1 Mei 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar