Senin, 22 April 2013

Makalah Analisis Kebijakan dan Pembuatan Keputusan





TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK SUMBANG SARAN DAN  KELOMPOK NOMINAL


oleh:


                          Siska Agustina                        
 110131436524
 





BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan bagi seorang manajer menggambarkan proses yang digunakan untuk memilih suatu alternatif sebagai cara pemecahan masalah. Supandi & Sanusi (1988) mengemukakan bahwa mengambil keputusan itu berbeda dengan hanya sekedar memutuskan. Makna dari membuat/mengambil keputusan (decision making) adalah menetapkan atau menentukan pilihan berdasarkan bukti, informasi, kepercayaan yang masuk akal, lugas, dan relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pengambilan keputusan adalah menetapkan pilihan atau alternatif secara nalar/rasional dan menghindarkan diri dari pilihan yang tidak rasional, tanpa alasan, atau hanya berdasarkan informasi yang kurang lengkap dan tidak relevan. Keputusan itu merupakan jawaban terhadap masalah  yang dihadapi, di mana setiap masalah itu memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Secara umum, dapat dikatakan bahwa masalah adalah situasi, keadaan, atau hal yang menghambat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Supandi & Sanusi, 1988). Suatu keputusan dapat dibuat secara perorangan atau berkelompok, bergantung pada masalah dan siapa yang bertanggungjawab.  Keptusan perorangan dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat oleh sekelompok orang.
B. Bentuk Pengambilan Keputusan
            Didalam organisasi, proses dan pengambilan keputusan sangat tergantung pada individu dan kelompok. Keputusan individu dan keputusan kelompok pada saat-saat tertentu dapat saja bertentangan, sehingga efektivitas keputusan yang diambil tidak maksimal. Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi yang tidak juga maksimal.
a. Keputusan Individu
            Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa keputusan individu ditentukan oleh empat faktor perilaku, seperti nilai individu, kepribadian, kecenderungan akan risiko dan kemungkinan ketidakcocokan. Keputusan individu akan efektif apabila keempat faktor tersebut digunakan sebagai pertimbangan, akan dapat menghasilkan keputusan yang lebih efektif dan efisien, dengan catatan bahwa naluri berdasarkan pengalaman individu juga berperan dalam pengambilan keputusan, makin banyak pengalaman individu akan semakin baik naluri individu tersebut di dalam proses pengambilan keputusan.
b. Keputusan Kelompok
            Di dalam praktek, sebenarnya tidak ada keputusan kelompok, tetapi proses pengambilan keputusan selalu dilakukan kelompokn (play makers), sedang keputusan ditetapkan oleh pimpinan kelompok (decision maker). Anggota kelompok bertugas menyiapkan data-data dan informasi (data-based) untuk dianalisis kelompok secara bersama-sama, maupun oleh pimpinan kelompok untuk lebih menyakinkan terhadap keputusan yang akan diambil. Permasalahanya tidak selalu terjadi sinkronisasi dari tindakan anggota kelompok di dalam pengembangan data sehingga ketepatan waktu di dalam pengambilan keputusan akan terpengaruh, yang dapat mengakibatkan keputusan tidak efektif. Kondisi seperti ini hanya dapat diatasi apabila semua anggota kelompok secara rutin melakukan pertemuan melalui koordinasi kelompok.
c. Keputusan Individu versus Keputusan Kelompok
            Keputusan individu dapat dibandingkan dengan keputusan individu lainnya, dan selanjutnya dibandingkan lagi dengan keputusan kelompok. Perbandingan dapat dilakukan antarindividu di dalam kelompok, maupun individu antarkelompok dan kelompok dengan kelompok. Dengan membuat perbandingan, antara lain di dalam:
1.    Kecepatan dan akurasi (speed and accuracy)
2.    Kreativitas (creativity)
3.    Penerimaan atas keputusan individu dan keputusan kelompok (acceptance a individual and group decision’s).
Kecepatan dan akurasi sangat menentukan efektivitas keputusan yang diambil. Pengertiannya, bahwa kesiapan data atau fakta di dalam proses pengambilan keputusan akan menentukan kecepatan dan ketepatan terhadap keputusan yang diambil, semakin cepat data dan fakta tersedia akan semakin akurat keputusannya.
Kreatifitas di dalam proses pengambilan keputusan maksudnya adalah situasi di dalam proses pengambilan keputusan akan selalu berbeda dan tidak akn sama, sehingga dibutuhkan kreativitas untuk dapat menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan, sampai tahap keputusan tersebut diputuskan. Kondisi dari setiap proses pengambilan keputusan tidak pernah sama, sehingga pengambilan keputusan harus dapat mengkondisikan suatu keadaan didalam proses pengambilan keputusan agar keputusan itu efektif dan akurat.
C. Teknik-teknik Penyelesaian Masalah secara Kelompok
            Teknik yang menggunakan kelompok-kelompok dalam membuat keputusan pada umumnya mengharuskan mereka untuk dapat mencapai konsensus. Menurut seorang ahli pengambil keputusan, konsensus (consensus)” dicapai jika semua anggota dapat berkata bahwa mereka setuju dengan keputusan itu atau mereka tak mampu meyakinkan sudut pandang mereka kepada orang-orang lain. Dalam analisis akhir, setiap orang setuju untuk mendukung hasilnya.” Definisi ini menunjukkan bahwa konsensus tidak menuntut perjanjiandengan suara bulat karena anggota-anggota kelompok mungkin masih tidak setuju dengan keputusan akhir, namun bersedia untuk bekerja menuju keberhasilannya.
            Kelompok dapat mengalami jalan buntu ketika sedang mencoba untuk samapai pada keputusan konsensus. Bagi seseorang, kelompok mungkin tidak menghasilkan semua alternatif yang relevan untuk suatu masalah karena individu mendominasiatau mengitimidasi anggota-anggota kelompok lainnya. Hal ini jelas dan samar. Misalnya, anggota kelompok yang memiliki kekuasaan atau otoritas, seperti CEO, dapat mengitimidasi, tanpa memerhatikan gaya antarpribadi, hanya dengan kehadirannya di dalam ruangan. Lagi pula, rasa malu menghambat munculnya alternatif-alternatif. Rasa malu atau kecemasan sosial bagi individu dapat menahan masukan mereka karena takut akan kecanggungan atau kurangnya percaya diri. Pemberian kepuasaan adalah halangan lain dalam pengambilan keputusan kelompok yang efektif. Seperti yang telah dinyatakannya sebelumnya, kelompok-kelompok memberikan kepuasaan karena terbatasnya waktu, informasi atau kemampuan untuk menangani sejumlah besar informasi. Seorang ahli manajemen menawarkan apa yang harus “ dikerjakan” dan apa “ yang tidak boleh dikerjakan” untuk secara berhasil mencapai konsensus: Kelompok-kelompok sebaiknya menggunakan keterampilan mendengarkan aktif, melibatkan sebanyak mungkin anggota, mencari alasan di balik argument dan menggali fakta-fakta. Pada saat bersamaan, kelompok sebaiknya tidak melakukan apa yang disebut “ dagang kuda” (Saya akan mendukung keputusan Anda ini karena Anda mendukung saya pada keputusan terakhir), tidak mengarahkan pemungutan suara atau setuju hanya untuk menghindari “menggoncang perahu.” Pemungutan suara tidak dianjurkan karena dapat memecah kelompok menjadi pemenang dan pecundang.
            Para ahli pengambilan keputusan telah mengembangkan tiga teknik pengambilan keputusan kelompok-sumbang saran (brainstorming), teknik kelompok nominal, dan teknik Delphi. Mengetahui teknik-teknik tersebut dapat membantu manajer dan calon manajeruntuk menggunakan metode pengambilan keputusan berbantuan kelompok secara lebih efektif. Selain itu, beragamnya pengambilan keputusan berbantuan computer akan memampukan manajer untuk menggunakan teknik-teknik ini guna memecahkan masalah yang kompleks dengan jumlah kelompok yang besar.
Bentuk paling lazim dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok interaksi. Dalam kelompok ini, para anggota bertatap muka dan mengandalkan baik interaksi verbal maupun nonverbal untuk berkomunikasi satu sama lain. Tetapi seperti diperagakan oleh pembahasan kami mengenai pemikiran kelompok, kelompok interaksi sering menyensor diri mereka dan meneken anggota individual ke arah kesesuaian pendapat. Sumbang saran (brainstorming), teknik kelompok nominal dan pertemuan elektronik telah diusulksn sebagai cara-cara mengurangi masalah yang tertanam (inherent) dalam kelompok interaksi tradisional.
a. Sumbang Saran
            Sumbang saran dimaksudkan untuk mengatasi tekanan-tekanan untuk kesesuaian dalam kelompok interaksi itu yang menghambat pengembangan alternative-alternatif yang kreatif. Teknik tersebut melakukan hal ini dengan memenfaatkan proses penimbulan gagasan yang secara khusus mendorong setiap dan semua alternatif, sementara menahan setiap kritik terhadap alternatif-alternatif itu.
            Sumbang saran ini dikembangkan oleh A F Osborn, seorang eksekutif iklan, untuk meningkatkan kreativitas. Sumbang saran (brainstorming) digunakan untuk mambantu kelompok-kelompok dalam menghasilkan banyak ide dan alternatif un tuk memecahkan masalah. Teknik ini efektif karena membantu menurunkan gangguan yang disebabkan oleh reaksi kritis dan reaksi yang bersifat menilai terhadap ide-ide seseorang dari anggota kelompok lainnya.
            Waktu mengadakan sumbang saran, kelompok disatukan dan masalah yang dihadapi dikaji. Anggota-anggota individual kemudian diminta untuk secara diam menghasilkan ide / alternatif untuk memecahkan masalah. Penghasilan ide diam-diam ini dianjurkan atas praktik agar anggota-anggota kelompok secara acak mengeluarkan ide yang akan mambawa pada sejumlah gagasan unik lebih besar. Kemudian ide-ide/alternatif dikumpulkan dan ditulis pada papan atau bagan peta. Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa para manajer atau para pemimpin tim mungkin ingin mengumpulkan ide-ide sumbang saran dengan tanpa nama. Hasil-hasil memperlihatkan bahwa ide-ide yang lebih controversial dan lebih banyak ide yang tidak berlebihan dihasilkan oleh kelompok-kelompok sumbang saran tanpa nama daripada dengan nama. Akhirnya, keputusan kedua digunakan untuk mengkritik dan mengevaluasi alternatif-alternatif. Para manajer dinasihatkan untuk mengikuti empat aturan sumbang saran diantaranya:
1.    Menekankan kuantitas daripada kualitas. Para manajer sebaiknya mencoba untuk menghasilkan dan menuliskan sebanyak mungkin ide. Dengan mendorong kuantitas akan mendorong orang-orang untuk berpikir melampaui ide-ide kecil mereka.
2.    Kebebasan bergerak sebaiknya didorong dan jangan menetapkan batasan. Anggota-anggota kelompok dinasihatkan untuk menawarkan setiap ide dan semua ide yang mereka miliki. Semakin gila dan semakin aneh ide tersebut, semakin baik.
3.    Menunda penilaian. Jangan mengkritik selama tahap awal pembangkitan ide. Frasa-frasa seperti “ kita tak pernah mengerjakan dengan cara itu,” “ itu tidak akan berjalan,” “terlalu mahal,” dan “atasan tak akan setuju” sebaiknya tidak digunakan.
4.    Mengabaikan senioritas. Orang-orang enggan untuk bergerak bebas jika mereka sedang mencoba untuk memberikan kesan kepada atasan mereka atau jika ide-ide dimotivasi secara politis. Fasilitator sesi sumbang saran sebaiknya menekankan bahwa setiap orang memiliki derajat yang sama. Tak seorang pun diberi                 “ kekuasaan veto” ketika sedang menjalankan sumbang saran.
Sumbang saran merupakan teknik efektif untuk menghasilkan ide-ide/alternatif baru, namun tidak tepat untuk mengevaluasi alternatif atau memilih solusi.
Dalam suatu pertemuan sumbang saran yang lazim, setengah sampai satu lusin orang di sekeliling sebuah meja. Pemimpin kelompok menyatakan masalahnya secara jelas sehingga dipahami oleh semua peserta. Kemudian para anggota “bebas melontarkan” sebanyak mungkin alternatif pada waktu yang ditetapkan. Tidak diizinkan kritik dan semua alternatif direkam untuk pembahasan dan analisis nanti. Bahwa satu gagasan merangsang gagasan yang lain dan bahwa pertimbangan atau bahkan saran-saran yang paling aneh ditahan sampai nanti akan mendorong anggota kelompok untuk “memikirkan yang tidak biasa.” Akan tetapi sumbang saran sekedar suatu proses untuk menimbulkan gagasan. Tiga teknik berikutnya melangkah lebih jauh dengan menawarkan metode yang benar-benar sampai pada pemecahan yang lebih disukai.
b. Teknik Kelompok Nominal   
            Teknik Kelompok Nominal atau Nominal Group Technique (NGT) membantu kelompok untuk menggerakkan ide dan mengevaluasi serta memilih solusi-solusi. NGT merupakan pertemuan terkonsepsi yang mengikuti format ini.
            Sebuah kelompok dikumpulkan untuk membicarakan masalah atau persoalan khusus. Setelah masalah dipahami, individu-individu secara diam menghasilkan ide-ide secara tertulis. Masing-masing individu kemudian menawarkan sebuah gagasan dari daftarnya. Ide-ide dicatat pada papan tulis atau flip chart dan tidak didiskusikan pada tahapan proses ini. Setelah semua ide telah didapatkan, kelompok mendiskusikannya dan setiap orang dapat mengkritik atau mempertahankan setiap item.
Teknik kelompok nominal membatasi pembahasan atau komunikasi antarpribadi selama proses pengambilan keputusan, karena itu disebut nominal. Semua anggota kelompok secara fisik hadir, seperti dalam pertemuan komite tradisional, tetapi anggota-anggota beroperasi secara indepeden. Khususnya, suatu masalah disajikan dan kemudian langkah-langkah berikut diambil:
1.      Anggota melakukan rapat sebagai kelompok, tetapi sebelum diskusi berlangsung tiap anggota secara independen menuliskan gagasan-gagasannya mengenai masalah itu.
2.      Setelah kurun waktu hening, tiap anggota menyajikan satu gagasan kepada kelompok. Tiap anggota mengambil gilirannya secara berkeliling meja, dengan menyajikan satu gagasan tunggal sampai semua gagasan telah disajikan dan direkam (lazimnya pada papan tulis dengan kapur atau lembar kertas ). Tidak dilakukan pembahasan sebelum semua gagasan dicatat.
3.      Sekarang kelompok membahas gagasan-gagasan untuk memperjelas dan menilai gagasan itu.
4.      Tiap anggota kelompok dengan diam dan independen mengurutkan peringkat gagasan. Keputusan akhir ditentukan oleh gagasan yang mendapat peringkat tertinggi.
Pada langkah selanjutnya, klarifikasi diberikan dan juga persetujuan atau tidak persetujuan umum dengan gagasan. Teknik “kotak sabun 30 detik”, yang memerlukan pemberian maksimum waktu 30 detik kepada setiap partisipan untuk mempertahankan atau melawan setiap ide yang sedang dibicarakan, dapat dipakai untuk memfasilitasi diskusi ini. Akhirnya, anggota-anggota kelompok memberikan pemungutan suara (voting) tanpa nama atas pilihan-pilihan utama mereka dengan prosedur pemungutan suara yang diberi bobot (misal, pilihan pertama = 3 poin; pilihan kedua = 2 poin; pilihan ketiga = 1 poin). Pemimpin kelompok kemudian menambahkan suara untuk menentukan pilihan kelompok. Sebelum membuat keputusan akhir, kelompok dapat memutuskan untuk membicarakan item-item yang diberi peringkat paling atas dan menjalankan putaran pemungutan suara kedua.
            Teknik kelompok nominal ini menurunkan hambatan terhadap pengambilan keputusan kelompok dengan (1) memisahkan sumbang saran dari evaluasi, (2) meningkatkan partisipasi seimbang antar anggota kelompok, dan (3) menggabungkan teknik-teknik pemungutan suara matematis agar dapat mencapai konsensus. NGT telah berhasil digunakan pada berbagai situasi pengambilan keputusan yang berbeda. Keuntungan utama dari teknik kelompok nominal adalah bahwa teknik ini memungkingkan kelompok untuk bertemu secara formal tetapi tidak membatasi pemikiran bebas, seperti kelompok interaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar